BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sejarah Dinamika Kelompok Sejarah munculnya dinamika
kelompok dapat diuraikan sebagai berikut:
-
Zaman Yunani Pada masa ini berkembang ajaran Plato, bahwa daya-daya pada
individu tercermin dalam struktur masyarakat dengan karakteristik yang berbeda
satu sama lain. Masing-masing struktur masyarakat tersebut merupakan kelompok
yang terpisah satu sama lain dan tiap-tiap golongan memiliki norma yang
berfungsi sebagai pemersatu dan pedoman dalam interaksi sosial antar anggota
masing-masing golongan. Pada masa ini ikatan persatuan dan interaksi sosial
terjalin dengan kuat, sehingga masing-masing golongan dapat mempertahankan
kesatuannya dan tidak terpecah-pecah dalam kelompok/golongan yang lebih kecil.
Zaman liberalisme Pengaruh cara berfikir
bebas mengakibatkan individu bebas menentukan segala sesuatu bagi dirinya dan
tiap individu tidak bisa menetukan individu lain dalam kehidupan. Kebebasan ini
justru membawa malapetaka pada individu, karena individu merasa tidak mempunyai
pedoman dalam kehidupan, sehingga mereka merasa tidak memiliki kepastian.
Kondisi tersebut membuat individu merasa ketakutan, sehingga berbagai cara
mereka tempuh untuk untuk menghilangkan ketakutan dan memperoleh pedoman dalam
menjalani hidup. Gagasan individu yang muncul pada saat itu adalah mengadakan
perjanjian social antara sesamanya dan hal tersebut dirumuskan dalam Leviathan
atau Negara yang diharapkan dapat menjamin hidup mereka.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Ø Apakah tujuan
dari dinamika kelompok
Ø Apakah
klasifikasi kelompok
Ø Mengatahui apa
yang di maksud tim kerja
Ø Apa yang di9
maksud mFase pembentukan kelompok
Ø Mengetahui
faktor eksternal dan internal
1.3 TUJUAN
PENULISAN
Tujuan kelompok merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh
kelompok. Tujuan perlu memberi artah pada kegiatan dan memberi kerangka bagi
pengambilan keputusan yang rasional tentang jenis dan jumlah kegiatan yang
harus dilakukanoleh kelompok yang menjadi kriteria pengukur kemajuan.
Tujuan
dinamika kelompok :
- Meningkatkan proses interaksi antara anggota kelompok
- Meningkatkan produktivitas anggota kelompok
- Mengembangkan kelompok ke arah yang lebih baik dan lebih maju
- Meningkatkan kesejahteraan hidup anggotanya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DINAMIKA
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga
kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara
memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interdependensi
antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat
terjadi karena selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terus-menerus ada dalam kelompok itu, oleh karena itu
kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang
bersangkutan dapat berubah.
PENGERTIAN
KELOMPOK
Kelompok
adalah kumpulan orang-orang yang merupakan kesatuan sosial yang mengadakan
interaksi yang intensif dan mempunyai tujuan bersama. Menurut W.H.Y. Sprott
mendefinisikan kelompok sebagai beberapa orang yang bergaul satu dengan yang
lain. Kurt
Lewin berpendapat ”the essence of a group
is not the similarity or dissimilarity of its members but their
interdependence”. H. Smith menguraikan bahwa kelompok adalah suatu unit
yang terdapat beberapa individu, yang mempunyai kemampuan untuk berbuat dengan
kesatuannya dengan cara dan dasar kesatuan persepsi. Interaksi antar
anggota kelompok dapat menimbulkan kerja sama apabila masing-masing anggota
kelompok:
·
Mengerti akan tujuan yang dibebankan di
dalam kelompok tersebut
·
Adanya saling menghomati di antara
anggota-anggotanya
·
Adanya saling menghargai pendapat
anggota lain
·
Adanya saling keterbukaan, toleransi
dan kejujuran di antara anggota kelompok
Menurut Reitz (1977) kelompok mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
· Terdiri
dari dua orang atau lebih
· Berinteraksi
satu sama lain
· Saling
membagi beberapa tujuan yang sama
· Melihat
dirinya sebagai suatu kelompok
Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli
tentang pengertian kelompok adalah kelompok tidak terlepas dari elemen
keberadaan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama.
PENGERTIAN
DINAMIKA KELOMPOK
Dinamika kelompok merupakan suatu
kelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan
psikologi secara jelas antara anggota satu dengan yang lain yang dapat
berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama. Dinamika kelompok
juga dapat didefinisikan sebagai konsep yang menggambarkan proses kelompok yang
selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang
selalu berubah-ubah. Dinamika kelompok mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
·
Membangkitkan kepekaan diri seorang
anggota kelompok terhadap anggota kelompok lain, sehingga dapat menimbulkan
rasa saling menghargai
·
Menimbulkan rasa solidaritas anggota
sehingga dapat saling menghormati dan saling menghargai pendapat orang lain
·
Menciptakan komunikasi yang terbuka
terhadap sesama anggota kelompok
·
Menimbulkan adanya i’tikad yang baik
diantara sesama anggota kelompok.
Proses dinamika kelompok mulai dari
individu sebagai pribadi yang masuk ke dalam kelompok dengan latar belakang
yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu yang ada dalam kelompok.
Mereka membeku seperti es. Individu yang bersangkutan akan berusaha untuk
mengenal individu yang lain. Es yang membeku lama-kelamaan mulai mencair, proses ini
disebut sebagai “ice breaking”. Setelah saling mengenal, dimulailah
berbagai diskusi kelompok, yang kadang diskusi bisa sampai memanas, proses ini
disebut ”storming”. Storming akan membawa perubahan pada sikap dan perilaku
individu, pada proses ini individu mengalami ”forming”. Dalam setiap kelompok
harus ada aturan main yang disepakati bersama oleh semua anggota kelompok dan
pengatur perilaku semua anggota kelompok, proses ini disebut ”norming”.
Berdasarkan aturan inilah individu dan kelompok melakukan berbagai kegiatan,
proses ini disebut ”performing”.
2.2 DEFINISI DAN
KLASIFIKASI KELOMPOK
Pada bagian ini akan dibahas kelompok
dalam organisasi, dinamika dalam kelompok, serta bagaimana kelompok
mempengaruhi perilaku individu dalam suatu lingkungan organisasi.
Kelompok adalah merupakan bagian dari
kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok.
Kelompok juga merupkan bagian dari kehidupan organisasi.Dalam organisasi akan
banyak dijumpai kelompok-kelompok ini. Hampir pada umumnya manusia yang menjadi
anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat
kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu.
Adanya kelompok organisasi berawal dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang
dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, dan barangkali adanya
kesamaan kesenangan bersama maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah
mereka berkelompok dalam organisasi tertentu.
Perilaku manusia (di dalam organisasi)
dapat dikaji berdasarkan tiga tingkatan, yaitu individu, kelompok dan
organisasi, yang masing-masing memiliki perspektif yang unik. Memahami dinamika
kelompok sangat penting untuk memahami perilaku organisasi. Sebab, kelompok
adalah bagian sentral dari kehidupan sehari-hari manusia, dan pada waktu-waktu
tertentu tiap orang akan menjadi bagian (anggota) dari kelompok-kelompok yang
berbeda, seperti : kelompok kerja, olah raga, organisasi sosial, ikatan alumni,
kegemaran, dan sebagainya,
Perlunya pemahaman akan dinamika
kelompok setidaknya didasari oleh tiga alasan. Pertama, kelompok dapat
memberikan pengaruh yang besar pada individu. Sikap, nilai, dan perilaku kita
sebagai pribadi banyak sekali dipengaruhi oleh interaksi kita dengan anggota
kelompok yang lain terhadap organisasi kelompok lain. Kedua, kelompok dapat
memberikan pengaruh yang kuat terhadap kelompok lain dan terhadap organisasi.
Banyak tugas-tugas pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan oleh kelompok, dan
keberhasilan organisasi banyak sekali ditentukan oleh efektifnya kelompok di
dalamnya. Ketiga, mempelajari dinamika kelompok dapat membantu menjelaskan
perilaku.
Pada umumnya tidak ada definisi yang
jelas dari suatu kelompok yang dapat diterima secara umum, maka untuk itu perlu
disajikan beberapa definisi yang luas mengenai kelompok yang mempunyai banyak
kesamaan dalam definisi itu.
Beberapa definisi kelompok disampaikan
oleh beberapa ahli. Kelompok (group) dapat didefinisikan sebagai
kumpulan dua orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain sedemikian rupa,
sehingga perilaku dan atau kinerja (performance) dari seseorang
dipengaruhi oleh perilaku kinerja anggota yang lain (menurut Shaw dalam Nimran,
2004). Sedangkan menurut Robbin (2001) kelompok didefinisikan sebagai dua
individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung.
Definisi kelompok dipandang dari
persepsi, definisi ini didasarkan pada persepsi dari para anggota kelompok.
Dikemukakan bahwa para anggota harus mengetahui hubungan mereka dengan yang
lain supaya mereka dapat dinamakan kelompok. Dengan demikian, definisi ini
adalah sebagai berikut. Kelompok didefinisikan sejumlah orang yang melakukan
interaksi dengan yang lain dalam suatu pertemuan tatap muka atau serangkaian
pertemuan semacam itu. Definisi ini menunjukkan, bahwa para anggota kelompok
harus mengetahui akan keberadaan tiap-tiap anggotanya dan mengetahui akan
keberadaan tiap-tiap anggotanya dan mengetahui kesan dari tiap anggotanya.
Definisi kelompok dipandang dari segi
Organisasi, kelompok adalah suatu sistem yang terorganisasi yang terdiri dari
dua orang atau lebih yang saling berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem
tersebut melakukan fungsi tertentu, mempunyai serangkaian peran hubungan antara
para anggotanya dan mempunyai serangkaian norma yang mengatur fungsi kelompok
dari tiap-tiap anggotanya. Definisi ini menekankan beberapa ciri penting dari
kelompok seperti peran dan norma.
Definisi kelompok dipandang dari segi
motivasi, secara singkat penafsiran dari segi motivasi mendefinisikan kelompok
sebagai suatu kumpulan individu yang eksistensinya adalah sebagai kumpulan yang
sangat bermanfaat bagi para individu tersebut. Dalam pengertian ini, kelompok
yang tidak mampu membantu para anggotanya memenuhi kebutuhannya akan
menghadappi masa-masa sulit untuk tetap merupakan kelompok yang hidup terus.
Seorang anggota kelompok yang tidak terpenuhi kebutuhannya akan mencari
kelompok yang lain yang sekiranya dapat membantu kebutuhan pokoknya.
Definisi kelompok dari segi interaksi
menekankan pada interaksi interpersonal adalah sebagai berikut. Kelompok adalah
sejumlah orang yang saling berkomunikasi antara yang satu dengan yang lain,
serta seringkali dilakukan sepanjang jangka waktu tertentu dan jumlahnya cukup
sedikit, sehingga tiap orang mampu berkomunikasi dengan semua orang dengan
tatap muka.
Dipandang dari sudut hubungannya dengan
organisasi, maka kelompok dapat dibedakan ke dalam dua kategori :
1.
Kelompok formal
Kelompok formal, yaitu kelompok yang
terbentuk dan berlangsung berdasarkan ketentuan formal ( resmi ) seperti
struktur organisasi dan penugasan-penugasan organisasi.
Dalam kelompok formal dibagi menjadi 2
yaitu :
a. Kelompok komando
Yaitu kelompok yang terdiri dari
atasan dan bawahan yang tergambar dalam bagan organisasi tersusun atas
manajer dan bawahan langsung.
b. Kelompok tugas
Yaitu mereka yang bekerja bersama-sama
untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan
2.
Kelompok informal
Kelompok informal, sebaliknya yaitu
suatu kelompok yang tidak terstruktur secara formal dan tidak ditentukan
oleh organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak
sosial.
Kelompok Informal dibagi juga menjadi 2
:
a. Kelompok
kepentingan/minat
Adalah mereka yang bekerja bersama-sama
untuk mencari suatu sasaran khusus yang menjadi kepedulian dari tiap orang ini
atau terbentuk karena adanya minat tertentu.
b. Kelompok
persahabatan
Adalah mereka yang digabungkan bersama
karena berbagi satu karakteristik/lebih, dalam arti kelompok yang terbentuk
karena adanya kesamaan dalam beberapa ciri, seperti umur, hobi, sekolah dan
sebagainya.
Tahap Perkembangan Kelompok
1.
Model Lima-Tahap.
Adapun tahap-tahap tersebut adalah :
a. Pembentukan
Mempunyai ciri banyak sekali
ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok.
b. Keributan,
Adalah tahap konflik dalam kelompok
c. Penormaan,
Adalah tahap dimana berkembang hubungan
yang karib dan kelompok memperagakan kekohesifan (kesalingtertarikan).
d. Pelaksanaan
Adalah kelompok telah sepenuhnya fungsional dan diterima
baik
e. Reses
Merupakan kelompok untuk mempersiapkan pembubaran. Ciri
tahap ini adanya kepedulian untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan
daripada melaksanakan tugas
2.
Model Kesetimbangan Tersela
a. Pertemuan pertama
menentukan arah kelompok
b. Fase pertama
kegiatan kelompok adalah fase inersi yaitu kelompok cenderung berdiam diri atau
menjadi terkunci ke dalam suatu arah tindakan yang tetap
c. Terjadi suatu
peralihan (transisi) pada akhir fase pertama, yang terjadi tepat ketika
kelompok telah menghabiskan separuh dari waktu yang disediakan
d. Transisi itu
mengawali perubahan-perubahan utama
e. Fase kedua inersia
mengikuti transisi yaitu fase suatu keseimbangan baru atau kurun waktu inersia
baru. Dalam fase ini kelompok menjalankan rencana-rencana yang diciptakan
selama periode transisi.
f. Pertemuan
terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan yang percepatannya mencolok.
2.3 PENGERTIAN TIM KERJA
Pengetian Tim Kerja adalah kelompok yang usaha-usaha
individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual
(Stephen, Timothy 2008). Hal ini memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai
oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja perindividu disuatu organsasi
ataupun suatu perusahaan.
Allen
(2004) pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitif dan
senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam tim
dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat kinerja
yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual.
Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi
sebuah organisasi untuk membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa
peningkatan masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu
jika tugas yang harus dilakukan menuntut ketrampilan ganda.
Sebuah tim (team) adalah sebuah unit
yang terdiri dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan
pekerjaan mereka untuk menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik (Daft, 2003).
Definisi ini mempunyai tiga komponen. Pertama, diperlukan 2 orang atau lebih.
Tim dapat cukup besar, walaupun kebanyakan kurang dari 15 orang. Kedua, orang
dalam sebuah tim melakukan interaksi secara teratur. Orang yang tidak
berinteraksi, dan tidak membentuk sebuah tim. Ketiga, orang dalam sebuah tim
terbagi sebuah tujuan berkinerja.
2.4 FASE
PEMBENTUKAN KELOMPOK
Pembentukan kelompok pada dasarnya
merupakan suatu rangkaian proses yang dinamis yang terdiri dari beberapa fase,
yaitu :
1.
Forming (pembentukan).
Fase ini merupakan fase awal dimana
keadaan ketidakpastian akan tujuan, struktur, dan kepemimpinan kelompok
dihadapi. Fase ini berakhir pada saat para anggota mulai berpikir bahwa diri
mereka adalah bagian dari sebuah kelompok.
2.
Storming (merebut hati).
Fase ini
dicirikan oleh adanya konflik intra kelompok. Anggota menerima keberadaan
kelompok, tetapi menolak pengendalian kelompok atas individu. Fase ini selesai
manakala didapatkan hirarki kepemimpinan yang relatif jelas di dalam kelompok.
3.
Norming (pengaturan norma).
Fase ini
menggambarkan adanya perkembagan hubungan dan kelompok menunjukkan adanya
kohesi ( kepaduan ). Fase ini berakhir ini dengan adanya struktur kelompok yang
semakin solid, dan merumuskan harapan-harapan serta perilaku kelompok yang
benar dan diterima.
4. Performing
(melaksanakan).
Fase ini memperlihatkan fungsi kelompok berjalan dan
diterima oleh anggota. Jadi, disini energi kelompok sudah bergerak dari tahap
saling mengenal dan saling mengerti kepelaksanaan tugas-tugas yang ada. Untuk
kelompok yang relatif permanen, fase ini merupakan fase terakhir di dalam
perkembangannya.
5. Adjourning (pengakhiran).
Fase ini
merupakan fase terakhir yang ada pada kelompok yang bersifat temporer, yang di
dalamnya tidak lagi berkenaan dengan kegiatan, pelaksanaan tugas-tugas, tetapi
berakhirnya rangkaian kegiatan.
2.5 ALASAN PERLUNYA
KELOMPOK
Ada beberapa alasan mengapa orang
mengikuti atau menjadi bagian dari kelompok tertentu. Diantara alasan
tertentu tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Rasa aman
Dengan itu kelompok
dapat mengurangi rasa ketidakamanan ( rasa tidak aman ) karena berdiri
sendiri, contoh : serikat pekerja.
2. Status dan
harga diri
Ada rasa peningkatan status dan harga diri karena mengikuti
atau bergabung dengan suatu kelompok. Contohnya : menjadi anggota klub
eksklusif.
3. Interaksi dan
afiliasi
Menikmati interaksi teratur dengan
orang lain dan mendapatkan kepuasan dari interaksi tersebut. Contohnya : istri
orang kaya yang masih tetap mau jadi pegawai negeri di sebuah instansi.
4. Kekuatan
Dengan berkelompok perjalanan/ perjuangan menjadi lebih kuat
dibandingkan dengan berjuang sendirian.
5. Pencapaian
tujuan
Dengan
berkelompok tujuan lebih mudah dicapai daripada seorang diri.
6. Keuntungan
bersama
Dengan berkelompok maka orang-orang
yang terlibat akan mendapatkan keuntungan bersama. Contohnya : koperasi,
persekutuan dagang.
7.
Kedekatan fisik
Orang berkelompok, karena kedekatan
jarak fisik. Contohnya : RT, RW, dan lain-lain. Di dalam suatu
kelompok tertentu, sangat mungkin terjadi seseorang bisa mendapat lebih dari
satu manfaat yang dapat diperolehnya. Hal demikian sah-sah saja. Dan ini banyak
kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari. Memahami alasan-alasan berkelompok,
perlu bagi manajer. Sebab dengan pemahaman itu, maka perilaku kelompok dapat
dijelaskan, diprediksi dan sekaligus dapat dikendalikan untuk tujuan-tujuan
yang produktif bagi organisasi.
2.6 BEBERAPA
MASALAH DALAM DINAMIKA KELOMPOK
Karena kelompok terdiri dari
sejumlah orang dan (biasanya) dengan latar belakangnya yang berbeda-beda, maka
sangat mungkin di dalam kelompok itu ditemukan banyak masalah-masalah. Hal ini
perlu sekali mendapatkan perhatian. Diantara masalah-masalah tersebut yang
terpenting adalah sebagai berikut :
1.
Kepemimpinan.
Masalah kepemimpinan sangat strategis
sifatnya, karena dapat menentukan efektif tidaknya proses kelompok. Tidak
jarang, suatu kelompok menjadi buyar karena kesalahan memilih pemimpin.
2.
Pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah, merupakan inti dari tugas atau misi kelompok. Pengambilan keputusan
kelompok di dalam praktek lebih banyak sulitnya daripada mudahnya. Pengambilan
keputusan kelompok secara umum telah diakui lebih baik kualitasnya daripada
keputusan yang individual.
3.
Komunikasi.
Karena kelompok merupakan kumpulan dari
para individu yang berinteraksi satu sama lain, maka masalah komunikasi memegang
peranan yang sentral. Melalui komunikasi saling pengertian diciptakan yang pada
akhirnya akan memperkuat kohesi, dan tercapainya tujuan-tujuan kelompok.
4.
Konflik.
Perbedaan kepentingan dan
harapan-harapan yang ada di dalam kelompok boleh jadi tidak dapat dihindari.
Hal ini akan dapat menjadi potensi konflik, sehingga sasaran yang telah
ditetapkan gagal dicapai, bahkan bisa membuyarkan kelompok itu sendiri.
2.7 FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL YANG MEMPENGARUHI
KELOMPOK
1. Faktor-faktor Eksternal yang Mempengaruhi
Prestasi Kelompok
Ada
sejumlah faktor yang mempengaruhi prestasi kelompok yang bersumber dari faktor
eksternal, di antaranya :
a)
strategi organisasi
Strategi
yang diterapkan organisasi dirasakan tepat dan cocok dengan anggota organisasi
maka strategi yang sudah ditetapkan itu akan memacu semua anggota untuk
menunjukkan kemampuan yang dimilikinya secara optimal.
b)
struktur wewenang
Jika
struktur organisasi telah disusun dengan memperhatikan dengan baik konsep The
right men on the right place at the right time dan satuan perintah (otoritas),
dan tanggung jawab telah berjalan dengan baik maka struktur organisasi tersebut
akan memacu anggota organisasi untuk berkinerja lebih baik dari waktu ke waktu.
c)
peraturan
Semua
peraturan di organisasi, mulai dari level yang paling tinggi sampai yang paling
bawah,
1)
Strategi Organisasi
2)
Struktur Wewenang
3)
Peraturan,
Semua
peraturan di organisasi bisa kondusif bagi anggota organisasi
untuk berkinerja lebih baik dari waktu ke waktu, bisa juga sebaliknya. Jika
peraturan yang dibuat bersifat bottom up maka karyawan akan lebih apresiatif
karena merasa dilibatkan dalam pembuatan aturan tersebut. Oleh sebab itu dia
merasa berkewajiban untuk melaksanakan aturan-aturan tersebut.
d)
sumber daya organisasi
Sumber
daya yang dimiliki organisasi, mulai dari sumber dayua manusia, sumber daya
alam, dana, material, mesin-mesin, pasar, teknologi, informasi, jika dimiliki
secara memadai, baik secara kualitas maupun kuantitas, hal itu akan memacu
karyawan untuk berkinerja secara maksimal.
e)
proses seleksi
Seleksi
karyawan merupakan langkah awal yang menentukan keberhasilan organisasi dalam
mendapatkan karyawan yang berkinerja tinggi. Oleh karena itu seleksi harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
f)
penilaian prestasi dan sistem imbalan
Penilaian
prestasi kerja karyawan yang memenuhi azas keadilan bagi semua karyawan akan
memacu karyawan untuk berprestasi. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam melakukan penilaian yaitu sistem penilaian, penilai, standar kinerja, dan
waktu penilaian. Jika penilaian kinerja yang dilakukan sudah baik maka sistem
imbalan juga harus memenuhi azas keadilan.
g)
budaya organisasi
Organisasi
yang memiliki budaya yang kondusif memacu karyawan untuk berkinerja maksimal,
misalnya disiplin, kreatif, inovatif, tepat waktu, dll.
h)
faktor lingkungan fisik
Lingkungan
fisik berperan penting dalam menciptakan kondisi karyawan yang bersemangat atau
tidak bersemangat dalam bekerja. Faktor lingkungan fisik misalnya adalah sarana
dan prasarana di tempat kerja.
2. faktor-faktor internal yang
mempengaruhi prestasi kelompok
Ada sejumlah faktor internal yang
mempengaruhi prestasi kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut :
A)
Kemampuan Fisik
Jika kemampuan fisik
kelompok prima maka kelompok cenderung berkinerja maksimal. Kemampuan fisik itu
bisa yang melekat pada anggota-anggota kelompok, yang berwujud, misalnya
fisiknya, maupun yang berupa sarana prasarana yang dimiliki kelompok.
B) Kemampuan Intelektual
B) Kemampuan Intelektual
Tingkat pengetahuan,
kemauan, kemampuan, keterampilan, dan kompetensi yang dimiliki anggota kelompok
menentukan kemampuan kelompok untuk berprestasi atau sebaliknya.
C) Karakteristik Kepribadian
C) Karakteristik Kepribadian
Kepribadian kelompok
yang kondusif untuk berprestasi, misalnya terbuka, tahan terhadap kritik,
inovatif, suka tantangan, suka perubahan, senang beekerjasama, dll.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kelompok merupakan suatu kelompok
yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki hubungan psikologis
secara jelas antara anggota satu dengan yang lain dan berlangsung dalam situasi
yang dialami
Kelompok merupakan kebutuhan bagi
setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari kelompok itu
antara lain:
1.
Membentuk kerjasama saling menguntungkan dalam mengatasi persoalan hidup.
2. Memudahkan segala pekerjaan
2. Memudahkan segala pekerjaan
3.
Menciptakan iklim demokratis dalam kehidupan masyarakat
4.
Mengatasi pekerjaan yang membutuhkan pemecahan masalah dan mengurangi beban
pekerjaan yang
terlalu besar sehingga seleseai lebih cepat, efektif dan efesian.
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
1. Kelompok Primer
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial agara ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada.
Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
1. Kelompok Primer
2. Kelompok Sekunder
3. Kelompok Formal
4. Kelompok Informal
3.2 Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini.
Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karna kami manusia yang
adalah tempat salah dan dosa: dalam hadits “al insanu minal khotto’ wannisa’,
dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan
yang lebih baik daripada masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA