ADVERTISING DAN SALES PROMOTION
1.
ADVERTISING
(Periklanan)
Sejarah
periklanan hanya mecatat sedikit ide besar yang mampu bertahan. Seiring
berkembangnya kampanye tersebut tanpa bisa ditahan dan tetap akan demikian,
selama bertahun-tahun ide (besar) ini akan terlihat memiliki lebih dari sekedar
personal semata. Ide ini akan memiliki kedalaman, jangkawan, yang tiada
habisnya dalam memberikan kejutan. Maka, makanlah Snickers dan selamat
menikmati. Iklan ini tidak akan hilang untuk waktu yang sangat lama.
Perusahaan
harus melakukan lebih dari sekedar membuat produk yang bagus, mereka memberikan
informasi kepada konsumen mengenai keunggulan produk dan dengan hati-hati
mempromosikan produk didalam benak para konsumen. Untuk melakukan ini, mereka
harus terampil menggunakan alat-alat promosi massal periklanan, promosi
penjualan, dan hubungan masyarakat.
Advertising (Periklanan) adalah segala biaya
yang harus dikeluarkan sponsor untuk presentasi dan promosi nonpribadi dalam
bentuk gagasan, barang atau jasa.
A.
Keputusan Penting dalam Periklanan.
Manajemen
pemasaran harus membuat lima keputusan penting sewaktu mengembangkan program
periklanan yaitu diantaranya :
1.
Menetapkan Tujuan
Langkah
pertama dalam mengembangkan program periklanan adalah menetapkan tujuan
periklanan. Tujuan periklanan harus dilandaskan pada keputusan-keputusan
terdahulu mengenai pasar sasaran. Positioning, dan bauran pemasaran, yang
nantinya akan menentukan tugas yang harus dilakukan periklana dengan program
pemasaran keseluruhan.
Tujuan periklanan (Advertising Objectives)
adalah tugas komunikasi tertentu yang harus dilakukan dengan audiens sasaran
tertentu salama periode waktu yang tertentu. Tujuan periklanan dapat
digolongkan menurut keperluan utamanya apakah memberikan informasi, membujuk
atau mengigatkan.
Periklanan informatif (Informative Advertising) digunakan
habis-habisan pada saat suatu kategori produk yang baru mulai diperkenalkan.
Dalam
kasus ini, tujuannya adalah membangun permintaan awal. Jadi, produsen
compact-disc player memberikan informasi awal mengenai kualitas suara dan
kenyamanan dari CD. Periklanan persuasif
(Persuasive advertising) akan menjad semakin penting, seiring bertambanya
kompetisi. Disini, tujuan perusahaan adalah membengun permintaan selektif.
Sebagai contoh begitu keberadaan compact-disc player diterima, Sony mulai
mencoba meyakinkan konsumen bahwa merek yang ditawarkan oleh perusahaan ini
memiliki kualitas terbaik di kelasnya.
Sejumlah
iklan persuasif telah menjadi iklan perbandingan (Comparison advertising),
dimana perusahaan secara langsung atau tidak langsung membandingkan mereknya
dengan satu atau sejumlah merek pesaingnya. Sebagai contoh, dalam kampanye
perbandingannya yang tekenal, Avis memposisikan dirinya terhadap pemimpin pasar
Hertz dengan mengiklankan, “Kami nomor dua, maka kami berusaha lebih keras”.
Belum lama ini, Visa mengiklankan, “American Express menawarkan.
Iklan
pengingat (Reminder advertising) penting untuk produk-produk yang sudah matang
menjaga agar konsumen tetap mengingat produk tersebut. Iklan Coca-Cola yang
mahal di televise dibuat khusus untuk mengingat orang tentang Coca-cola, bukan
memberikan informasi atau membujuk mereka.
2.
MENETEAPKAN ANGGARAN PERIKLANAN
Factor-faktor spesifik yang harus dipertimbangkan pada
waktu mempertimbangkan pada waktu menetapkan anggaran periklanan.
1. Tahapan di dalam daur hidup produk prodak baru bisanya membutuhkan anggaran iklan yang besar untuk
membangun kesadaran dan mendorong konsumen agar mencoba. Merek yang sudah
matang biasanya memerlukan anggaran lebih rendah dilihat dari resikonya
terhadap penjualan.
2. Pangsa pasar merek dalam pangsa pasar besar biasanya membutuhkan lebih banyak
pengeluaran iklan sebagai presentase dari penjualan ketimbang yang dibutuhkan
oleh merek yang memiliki pangsa pasar yang lebih kecil
3. Persaingan dan kesempatan dalam suatu pasar dengan pesaing yang banyak dan pengeluaran iklan yang
tinggi, suatu merek harus lebih sering diiklankan agar tertap terdengar
ditengah kesemrautan pasar.
4. Frekuensi periklanan bilah diperlukan banyak pemulangan untuk menampilkan pesan suatu merek,
maka merek itu harus diiklankan lebih sering agar dapat mengatasi bising yang
terdapat dipasar.
5. Diferensiasi prodak suatu merek yang sangat mirip dengan merek lain dalam hal klas
produknhya (Bir, minuman ringan, deterjen) menuntut periklanan habis-habisan
untuk membedakan diri dari yang lain.
3.
STRATEGI IKLAN
Strategi iklan terdiri dari dua elemen utama :
Penciptaan pesan iklan dan penyeleksian media iklan.
a. Menciptakan pesan iklan
Anggaran iklan yang besar tidak
menjamin berhasilnya suatu kampanye iklan. Duan pemasangan iklan bisa saja
mengeluarkan bisaya yang sama besar tetapi hasilnya bisa jauh berbeda.
Betapapun besarnya anggaran, iklan akan berhasil jika siaran iklan tersebut
dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya dengan baik
b. Menyeleksi media iklan
Langkah utama dalam menyeleksi media
adalah (1) menentukan jangkauan, frekuensi dan dampak (2) memilih tipe media
utama (3) menyeleksi wahana media tertentu dan (4) menentukan waktu penayangan
v Menentukan jangkauan frekuensi dan dampak.
Untuk menyeleksi media, pemasang iklan harus
menentukan jangkauan dan frekuensi apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan iklan. Jangkauan adalah ukuran presentase manusia dalam pasar target
yang tercakup (memperlihatkan/melihat/mendengar).
v Memilih tipe media utama
Perencanaan media mempertimbangkan banyak faktor ketika
melakukan memilihan media. Kebiasaan media dari konsumen sasaran akan
menentukan media apa yang akan dipilih pengiklan mencari media menjangkau
konsumen target secara efektif.
v Menyeleksi wahana media.
Perencanaan media sekarang harus memilih wahana media
yang terbaik. Media spesifik dalam tiap-tiap tipe media yang umum.
v Menentukan jadwal tayang media.
Pengiklan juga harus menentukan bagaimana menjadwal
iklan dalam rentang satu tahun. Pemasang iklan harus memilih pola iklan.
Berkesinambungan (Continues) berarti
melakukan penjadwalan selama satu periode. Berdenyut
(pulsing) berarti membuat penjadwalan iklan secara tak merata disepanjang
satu periode
4.
EVALUASI IKLAN
Program periklanan harus secara
teratur mengefaluasi efek komunikasi dan efek penjualan dari sebuah iklan
mengukur efek komunikasi pada sebuah iklan-uji pesan (copy testing)
mengungkapkan apakah iklan tersebut mampu menyampaikan pesannya dengan baik.
Uji pesan dapat dilakukan sebelum atau sesudah sebuah iklan dicetak atau
disiarkan.
Satu cara untuk mengukur efek
penjualan dari iklan adalah dengan membendingkan penjualan dimasa lampau dengan
pengeluaran iklan dimasa lampau. Cara lainnya adalah dengan menggunakan
eksperimen. Sebagai contoh, untuk menguji efek dari tingkat pengeluaran iklan
yang berbeda, Pizza Hut dapat mengfariasikan jumlah yang dihabiskannya pada
periklanan di are pemasaran berbeda, dan mengukur perbedaan dalam tingkat
pemasaran yang dihasilkannya.
5.
MENGORGANISASIKAN PERIKLANAN
Setiap perusahaan mengorganisasikan
periklanannya dengan cara mereka masing-masing. Dalam perusahaan kecil,
periklanan dapat ditangani oleh seseorang dari departemen penjualan. Perusahaan
membuat departemen periklanannya sendiri. Dan tugasnya adalah menentukan
anggaran periklanan, bekerja sama dengan egen pemasang iklan, dan menangani
periklanan lewat pos, peragaan pengedar, dan kiat-kiat periklanan lainya yang
tidak dilakukan oleh agen.
6.
KEPUTUSAN PERIKLANAN ITERNASIONAL
Pemasang iklan iternasional banyak
kompleksitas yang tidak dijumpai pada pemasangan iklan domestik. Isu yang
paling mendasar mencakup tingkat sampai dimana suatu iklan global harus
diadaptasi dengan karakteristik untuk berbagai pasar negara.
Tingkatan sampai dimana suatu
perusahaan mengadaptasi periklanan global mereka berbeda-beda. Periklanan
global menghadapi problem tambahan, sebagai contoh, biaya dan keterbatasan dari
media iklan bisa jadi sangat berbeda dari satu negara ke negara yang lain.
Bebrapa negara memiliki terlalu sedikit media untuk menangani semua iklan yang
ditawarkan kepada mereka. Beberapa negara memiliki begitu banyak media sehingga
periklanan tidak mencapai peliputan nasional dalam harga yang wajar.
SALES PROMOTION (Promosi Penjualan)
v PENGERTIAN
PROMOSI PENJUALAN
Menurut Basu S.
(1999) Istilah penjualan sering digunakan secara sinonim dengan istilah promosi
meskipun yang dimaksud promosi. Penjualan hanya meliputi kegiatan pemindahan
barang/jasa atau penggunaan penjual
saja, dan tidak terdapat kegiatan periklanan atau kegiatan
lain yang ditujukan untuk
mendorong permintaan. Jadi,
penjualan hanya merupakan bagian dari kegiatan promosi.
Sedangkan
menurut Indriyo G. (1994) promosi penjualan adalah merupakan kegiatan
perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga
konsumen akan mudah untuk
melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan
tertentu maka
produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.
Menurut Lamb,
Hair dan McDaniel (2001) promosi penjualan adalah kegiatan komunikasi pemasaran, selain
dari pada periklanan, penjualan
pribadi, dan hubungan masyarakat, dimana insentif jangka
pendek memotivasi
konsumen dan anggota saluran distribusi untuk membeli barang atau jasa dengan
segera, baik dengan harga yang rendah atau dengan menaikkan nilai tambah.
Sasaran promosi
penjualan biasanya lebih mempengaruhi perilaku dibandingkan dengan sikap. Pembelian
segera adalah tujuan dari promosi
penjualan, terlepas bentuk apapun yang diambil. Karena
itulah, kelihatannya lebih
masuk akal ketika merencanakan
suatu kampanye promosi penjualan
untuk target pelanggan sehubungan dengan perilaku umum.
Misalnya, apakah
konsumen loyal terhadap produk anda atau terahadap produk pesaing anda? Apakah
konsumen akan berpindah merek guna mencari kesepakatan yang lebih baik? Apakah
konsumen hanya akan membeli produk
paling kurang mahal saja, tidak peduli apapun? Apakah
konsumen membeli setiap
produk ketegori produk sama sekali? (Lam, Hair dan McDaniel, 2001).
Promosi
penjualan terdiri dari kumpulan kiat insentif yang berbedabeda, kebanyakan berjangka
pendek, dirancang untuk mendorong pembelian yang lebih cepat dan/atau lebih besar
dari suatu produk/jasa tertentu oleh konsumen atau pelanggan tersebut
(Kotler, 2000).
Menurut Teguh
Budianto dan Fandy C. (1997) promosi penjualan alat promosi yang merupakan
perangsang bagi konsumen untuk segera melakukan pembelian, umumnya bersifat
jangka pendek. Promosi penjualan
dapat bersifat individu maupun non individu. Berdasarkan
sasarannya, promosi
penjualan dapat diklasifikasi menjadi:
1.
Promosi konsumen,
misalnya produk sampel, kopun berhadiah, hadiah langsung, potongan harga, jaminan,
garansi, pelayanan purnajual,
demostrasi, dsb.
2.
Promosi dagang,
misalnya kredit pembelian, hadiah pembelian, periklanan bersama, pajangan
bersama, kontes penjual, dan sebagainya.
3.
Promosi bisnis,
misahiya sponsor pertunjukkan, demostrasi dan peragaan dalam pertunjukkan
dagang, kontes penjualan, hadiah penjualan dalam tebakan dan permainan dan
sebagainya.
v
TUJUAN PROMOSI
PENJUALAN
ü Tujuan
promosi penjualan intern.
Salah satu
tujuan promosi penjualan adalah untuk mendorong karyawan lebih tertarik pada produk dan
promosi perusahaan. Adapun
tujuan internalnya adalah untuk meningkatkan atau
mempertahankan moral karyawan,
melatih karyawan, kerjasama, serta semangat bagi usaha promosinya. Promosi
penjualan juga menambah dan melengkapi kegiatankegiatan bagian humas dengan
memberikan beberapa peralatan dan materi yang diperlukan untuk melaksanakan
program humas internal. Sebagai
contoh: slide, filim, brosur, dan selebaran.
ü Tujuan
promosi penjualan perantara.
Usaha-usaha
promosi penjualan dengan perantara (pedagang besar, pengecer, lembaga
perkreditan, dan lembaga jasa) dapat dipakai untuk memperlancar atau
mengatasi perubahan-perubahan musiman dalam pesanan, untuk mendorong jumlah
pembelian yang lebih besar, untuk
mendapatkan dukungan yang luas dalam saluran terhadap usaha
promosi, atau
untuk memperoleh tempat serta ruang gerak yang lebih baik. Untuk mengatasi
fluktuasi yang bersifat musiman dalam pesanan, misalnya ditawarkan kepada
perantara dua unit gratis apabila ia membeli 10 unit, atau memberika potongan
musiman 25%. Teknik promosi semacam ini dapat mendorong jumlah pembeh'an yang lebih
besar.
ü Tujuan
promosi penjualan konsumen.
Promosi
penjualan konsumen dapat dilakukan untuk mendapatkan orang yang bersedia mencoba
produk baru, untuk meningkatkan volume per penjualan (seperti, mendapat potongan
20% apabila membeli satu produk),
untuk mendorong penggunaan baru dari produk yang ada, untuk
menyaingi promosi
yang dilakukan oleh pesaing dan untuk mempertahankan penjualan. Jadi, promosi
penjualan perusahaan yang ditujukan pada konsumen dapat dibedakan ke dalam dua
kelompok, yaitu:
a.
Kegiatan yang
ditujukan untuk mendidik atau memberitahukan konsumen,
b.
Kegiatan yang
ditujukan untuk medorong para konsumen.
Untuk
memberitahukan konsumen, perusahaan dapat menyediakan buku kecil, mengadakan
demonstrasi, menawarkan jasa konsultasi. Sedangkan untuk mendorong
konsumen, perusahaan dapat memberikan contoh barang atau hadiah. Sering publisitas juga
dilakukan untuk membangkitkan daya
tank promosi seperti ini (Basu,1999).
ü Tingkat
Penjualan
Volume
penjualan dapat dijabarkan sebagai umpan balik dari kegiatan pemasaran yang
dilaksanakan oleh perusahaan. Penjualan mempunyai pengertian yang bermacam-macam
tergantung pada lingkup permasalahan yang sedang dibahas.
Menurut Kotler
dan Amstrong (1998), penjualan dalam lingkup kegiatan, sering disalahartikan
dengan pengertian pemasaran. Penjualan dalam lingkup ini lebih berarti tindakan
menjual barang atau jasa. Kegiatan pemasaran adalah penjualan dalam lingkup hasil
atau pendapatan berarti penilaian atas penjualan nyata perusahaan dalam suatu
periode.
Menurut Swastha
dan Irawan (2000), permintaan pasar dapat diukur dengan menggunakan volume
fisik maupun volume rupiah. Berdasarkan pendapat Swastha dan Irawan tersebut, pengukuran
volume penjualan dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu didasarkan jumlah unit produk yang
terjual dan didasarkan
pada nilai produk yang terjual (omzet penjualan). Volume penjualan yang diukur
berdasarkan unit produk yang terjual, yaitu jumlah unit penjualan nyata
perusahaan dalam suatu periode tertentu, sedangkan nilai produk yang
terjual (omzet penjualan), yaitu jumlah nilai penjualan nyata perusahaan dalam
suatu periode tertentu. Dalam penelitian ini
pengukuran volume penjualan
didasarkan pada jumlah unit produk yang terjual.
v Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Volume Penjualan
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi volume penjualan antara lain:
1. Kualitas barang.
Turunnya mutu
barang dapat mempengaruhi volume penjualan, jika barang yang diperdagangkan mutunya
menurun dapat menyebabkan
pembelinya yang sudah menjadi pelanggan dapat merasakan
kecewa sehingga
mereka bisa berpaling kepada
barang lain yang mutunya lebih baik.
2.
Selera konsumen.
Selera konsumen
tidaklah tetap dan dia dapat berubah setiap saat, bilamana selera konsumen terhadap
barang-barang yang kita perjualkan
berubah maka volume penjualan akan menurun.
3. Servis
Konsumen
Servis terhadap
pelanggan merupakan faktor penting dalam usaha memperlancar penjualan terhadap usaha
dimana tingkat persaingan
semakin tajam. Dengan adanya servis yang baik terhadap para
pelanggan sehingga
dapat meningkatkan volume penjualan.
4. Persaingan menurunkan harga
jual.
Potongan harga
dapat diberikan dengan tujuan agar penjualan dan keuntungan perasahaan dapat
ditingkatkan dari sebelumnya. Potongan harga tersebut dapat diberikan kepada pihak
tertentu dengan syarat-syarat
tertentu pula.
Materi Kuliah
Dasar-Dasar Pemasaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar