BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Iklan
merupakan salah satu media komunikasi pemasaran yang kerap digunakan dalam
aktivitas ekonomi dalam upaya mengenalkan produk kepada konsumen. Situasi pasar yang
kompetitif menjadikan tidak ada suatu bisnis yang mampu bertahan lama tanpa
didukung oleh bauran komunikasi pemasaran
semisal iklan yang efektif dan efisien. Iklan sebagai
salah satu sarana pemasaran produk barang atau jasa harus mampu tampil menarik
dan persuasif (Jefkins, 1997:15). Tentu ketika kita melihat semakin
bertambahnya jumlah penduduk maka tidak mungkin pula semakin besarnya kebutuhan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menjadi suatu konsekuensi
bagi para produsen yang hadir dalam upaya menjawab pemenuhan kebutuhan
masyarakat melihat
hadirnya persaingan diantara berbagai perusahaan terkait. Salah satu jalan yang
ditempuh oleh perusahaan adalah dengan kemampuan mengelola dan menyampaikan
informasi kepada konsumen terkait produknya melalui aktivitas periklanan.
Dalam strategi pemasaran modern, keberadaan iklan
sudah menjadi tuntutan yang tidak dapat dihindari demi sebuah produk yang
ditawarkan agar mendapat perhatian dalam kehidupan masyarakat. Bentuk iklan
produk yang ditampilkan dalam berbagai ruang dan media baik media cetak maupun
elektronik, sebagian dari penanda verbal maupun nonverbal tidak memiliki
hubungan antara produk barang atau jasa yang dipasarkan. Interpretasi iklan
lewat berbagai media tersebut cenderung membangun realitasnya dalam membangun
nilai guna suatu produk. Nilai yang ditampilkan agar memperoleh respon yang
kuat dari konsumen. Oleh karena itu, representasi yang dibentuk dari suatu
produk mengandung unsur-unsur lain misalnya media pemasaran tersebut telah
membentuk citra diri individu, gaya hidup sekelompok orang, dan kepuasan untuk
kalangan tertentu. Pihak pembuat iklan harus
memperhatikan isi pesan, struktur pesan, format pesan, dan sumber pesan iklan agar pesan yang disampaikan dalam iklan
sampai pada konsumen dan mudah diingat, sehingga dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
dalam hal dorongan kebutuhan, keinginan, motivasi dan pengaruh lingkungan sekitar.
Dari sisi konsumen,
iklan sendiri dipandang sebagai suatu media penyedia informasi tentang
kemampuan, harga, fungsi produk, maupun atribut lainnya yang berkaitan dengan
suatu produk
1.2
Rumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka kita bisa menarik rumusan masalah sebagai berikut :
1.
Iklan sebagai
komunikasi pemasaran
2.
Mengapa iklan
sangat berperan penting dalam pemasaran suatu produk
3.
Bagaimana cara
membuat iklan untuk suatu produk secara benar.
1.3
Tujuan
penulisan
1.
untuk
mengetahui apakah itu periklanan
2.
untuk
mengetahui apakah mamfaat iklan dalam pemasaran
3.
untuk
mengetahui cara membuat iklan secara benar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Iklan sebagai komunikasi pemasaran
Konsep paling pokok yang melandasi
pemasaran adalah kebutuhan manusia. Dengan adanya perkembangan jaman, kebutuhan
berkembang menjadi suatu keinginan mengkonsumsi suatu produk dengan ciri khas
tertentu. Definisi pemasaran menurut Kotler (2002,
10) pemasaran adalah
proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan barang dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.
Secara umum,
tujuan sistem pemasaran adalah memaksimumkan konsumsi,
memaksimumkan utilitas (kepuasan) konsumsi, memaksimumkan pilihan,
memaksimumkan mutu hidup, serta meningkatkan kualitas, kuantitas, ketersediaan,
harga dan lingkungan.
Komunikasi pemasaran
merupakan suatu dialog yang berkesinambungan antara pembeli dan penjual dalam
suatu segmen pasar (Delozier, 1976:168). Hal ini
menekankan informasi kedua arah dan persuasi yang menunjang
proses pemasaran agar berfungsi secara lebih efektif dan efisien (Nickles,
1984:7). Kotler (1989,
40-46) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran merupakan proses pengolahan,
produksi, dan penyampaian pesan-pesan melalui satu atau lebih saluran kepada
kelompok khalayak sasaran, yang dilakukan secara berkesinambungan dan bersifat
dua arah dengan tujuan menunjang efektivitas dan efisiensi pemasaran suatu
produk.
Komunikasi pemasaran
melalui kegiatan promosi periklanan merupakan salah satu strategi dalam
memperkenalkan atau menjelaskan produk yang di pasarkan.
Strategi
yang sering dipergunakan
dalam membidik pasar sasaran adalah
adanya pengelompokan pasar/segmen sebagai wilayah calon pembeli/pemakai.
Iklan yang berarti pesan yang menawarkan suatu
produk yang ditujukan kepada masyarakat melalui suatu media (Kasali, 1995:9).
Iklan merupakan sarana komunikasi terhadap produk yang disampaikan melalui
berbagai media dengan biaya pemrakarsa agar masyarakat tertarik untuk
menyetujui dan mengikuti (Pujiyanto, 2001:3-4). Iklan merupakan media informasi
yang dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinal, serta
memiliki karakteristik tertentu dan persuasive
sehingga para konsumen atau khalayak secara suka rela terdorong untuk melakukan
suatu tindakan sesuai dengan yang diinginkan pengiklan (Jefkins, 1997:18).
2.2 Peran iklan dalam pemasaran produk
Berdasarkan
konsep AIDA, promosi periklanan memerlukan pengetahuan yang memadai tentang
pola perilaku, kebutuhan, dan segmen pasar. Konsep tersebut mengharapkan
konsumen dapat melakukan pembelian berkesinambungan. Segala daya upaya iklan
dengan gaya bahasa persuasif berusaha membuat konsumen untuk mengkonsumsi, yang
tidak memperdulikan status sosialnya
periklanan sering kali diklasifikasikan
dalam beberapa tipe besar, yaitu sebagai berikut :
1.
Periklanan Produk
Porsi utama pengeluaran periklanan umumnya dibelanjakan untuk
produk, berupa presentasi dan promosi produk-produk baru, produk-produk yang
ada maupun produk-produk hasil revisi.
2.
Periklanan Eceran
Berlawanan dengan iklan produk, periklanan eceran bersifat
lokal dan berfokus pada toko, tempat dimana beragam produk dapat dibeli atau
dimana satu jasa dapat ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada
harga, ketersediaan, lokasi dan jam-jam operasi.
3.
Periklanan Korporasi
Kebanyakan periklanan korporasi dirancang untuk menciptakan
citra menguntungkan bagi sebuah perusahaan dan produk-produknya. Fokus
periklanan ini adalah membangun indentitas korporasi atau untuk mendapatkan
dukungan publik terhadap sudut pandang organisasi.
4.
Periklanan Bisnis ke Bisnis
Periklanan ini ditujukan kepada para pelaku industri, pedagang
perantara (pedagang partai/pengecer), serta para profesional.
5.
Periklanan Politik
Periklanan ini dirancang untuk tujuan politik, seringkali
digunakan para politisi untuk membujuk orang agar memilih mereka atau
pemerintah dalam rangka memperbaiki reputasi negara dan
lain-lain.
6.
Periklanan Direktori
Bentuk terbaik periklanan direktori yang dikenal adalah Yellow Pages, meskipun sekarang terdapat
berbagai jenis direktori yang menjalankan fungsi serupa seperti yang banyak
dilihat pada media internet. Pada umumnya orang melihat periklanan direktori
untuk menemukan cara membeli sebuah produk atau jasa.
7.
Periklanan Respon Langsung
Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua arah
di antara pengiklan dan konsumen. Periklanan ini menggunakan berbagai media seperti
pos, televisi, koran, majalah dan konsumen dapat menanggapinya melalui pos,
telepon, faks dan lain-lain.
8.
Periklanan Pelayanan Masyarakat
Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk kepentingan
masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat.
9.
Periklanan Advokasi
Periklanan advokasi berkaitan dengan penyebaran
gagasan-gagasan dan klarifikasi isu sosial yang kontroversial dan menjadi
kepentingan masyarakat, misalnya mengenai kontroversi alam dan
lain-lain.
Adapun contoh yaitu Industri pasta gigi di
Indonesia dikuasai oleh beberapa merek besar yaitu pepsodent, close up,
formula, maxam, ciptadent, smile up, ritadent dan merek lainnya. Unilever
menempatkan dua produknya, pepsodent dan close up dalam industri ini. Pepsodent
masuk ke dalam segmen keluarga dan close up diperuntukkan bagi kalangan anak
muda. Selama 5 tahun berturut-turut, Pepsodent mampu mempertahankan posisinya
sebagai Top Brand pada Top Brand Award. index pasta gigi Pepsodent memang yang
paling besar diantara merek pasta gigi lainnya namun index tersebut tidak
stabil terutama bila melihat index Pepsodent tahun 2008 yang menurun 4,54% dari
tahun 2007. Hal ini terkait dengan munculnya kabar pada waktu itu yang
menyatakan bahwa pasta gigi Pepsodent mengandung formalin. Namun berkat
tanggapan yang cepat serta upaya dari PT. Unilever, Tbk untuk memberikan
penjelasan yang jujur dan terbuka tanpa menutup-nutupi bahwa Pepsodent dan
produknya yang lain mengandung formaldehyde
tetapi masih jauh dibawah ambang batas yang diperbolehkan membuat masalah ini
tidak berkembang menjadi bola salju.
PT. Unilever, Tbk. melakukan beberapa bentuk
komunikasi pemasaran yang unik dan menarik dalam upayanya menjalin komunikasi
dan menawarkan produk kepada pelanggan dan calon pelanggannya, antara lain periklanan,
promosi penjualan, publisitas, hubungan masyarakat dan sponsorship hingga penjualan
langsung. PT.
Unilever. Tbk dengan merek Pespsodent selaku produsen pasta gigi membuat iklan
layanan masyarakat versi sikat gigi merupakan iklan layanan masyarakat yang
mempunyai inti pesan cara menyikat gigi dengan benar dan pesan mengenai
pentingnya sikat gigi kepada konsumen dan masyarakat secara umum. Dari data
yang ada menunjukkan iklan layanan masyarakat pepsodent versi gosok gigi
mempunyai nilai 4,7 dari total nilai secara keseluruhan 5. Dengan demikian
dapat dikatakan iklan layanan masyarakat pepsodent versi gosok gigi mempunyai
nilai diatas rata-rata dilihat dari segi kaulitas iklan, manfaat penayangan
iklan, bentuk sosialisasinya dan kesesuaian pesan yang disampaikan dengan
iklan.
PT.unilever bisa mempertahankan tingkat
penjualannya Karena mereka bisa memperkenalkan produknya kepada konsumen dengan
iklan yang baik yang sesuai dengan criteria AIDA yang ada,ini
mengidentifikasikan bahwa iklan adalah salah satu factor pemting dalam
pemasaran sebuah produk.
2.3
Cara pembuatan iklan yang baik
Fungsi iklan dalam pemasaran adalah
memperkuat dorongan kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk
untuk mencapai pemenuhan kepuasannya. Agar iklan berhasil meransang tindakan
pembeli, menurut Djayakusumah (1982:60) setidaknya harus memenuhi kriteria AIDA
yaitu:
Attention : mengandung
daya tarik
Interest : mengandung
perhatian dan minat
Desire : memunculkan
keinginan untuk mencoba atau memiliki
Action : mengarah
tindakan untuk membeli
Kotler & Amstrong (2001)
mengemukakan bahwasanya daya tarik iklan (attention)
harus mempunyai tiga
sifat: Pertama iklan harus bermakna (meaningful),
menunjukkan manfaat manfaat yang membuat produk lebih diinginkan atau lebih
menarik bagi konsumen. Kedua, pesan
iklan harus dapat dipercaya (believable),
konsumen percaya bahwa produk tersebut akan memberikan manfaat seperti yang
dijanjikan dalam pesan iklan. Ketiga distinctive,
bahwa pesan iklan lebih baik dibanding iklan merek pesaing.
Assael (2002,
60) menjelaskan Interest yaitu munculnya minat beli
konsumen tertarik terhadap objek yang dikenalkan oleh suatu pemasar. Desire yaitu tahap
setelah merasa tertarik,
timbul hasrat atau keinginan untuk memiliki objek produk
tersebut. Dalam tahap
ini khalayak telah mempunyai motivasi untuk memiliki produk iklan. Sampai pada tahap ini, anda telah
berhasil menciptakan kebutuhan calon pembeli. Sejumlah calon pembeli sudah
mulai goyah dan emosinya mulai tersentuh. Namun demikian timbul perlawanan
dalam diri calon pembeli berupa keraguan, benarkah produk atau jasa yang
bersangkutan memberikan sesuatu seperti yang dijanjikan iklannya?. Pengalaman pada masa
lalu serta kebiasaan iklan yang menipu turut mempengaruhi keragu-raguan ini.
Untuk menimbulkan rasa percaya pada calon pembeli, sebuah iklan dapat ditunjang
dengan berbagai kegiatan peragaan seperti pembuktian, membagi bagikan contoh
secara gratis, menyampaikan pandangan pandangan positif dari tokoh masyarakat
terkemuka (testimonial) serta hasil pengujian oleh pihak ketiga misalnya dari
departemen kesehatan, laboratorium swasta terkenal atau dari perguruan tinggi.
Keputusan (decision) sangat baik bila mampu menciptakan
keinginan untuk membeli, memiliki atau menikmati produk atau jasa yang
diiklankan, namun juga perlu menciptakan iklan yang mampu memunculkan keyakinan
bahwa memang layak untuk melakukan pembelian dan hal itu akan memberikan kepuasan
sebagaiman yang mereka inginkan, tentu saja keputusan di sini mungkin dapat
diraih dengan meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk yang
diiklankan. Pada tahap ini sikap sesungguhya khalayak terhadap produk iklan
mulai terlihat. Di tahap ini juga konsumen mengambil keputusan untuk menyukai
atau membenci hal tersebut.
Ralph
S. Alexander dalam Jefkins (1997, 110) merumuskan dengan Association Marketing Association (AMA), bahwa iklan menegaskan
empat pokok batasan, yaitu :
1.
Penyajian
gagasan terhadap barang, yaitu suatu bentuk iklan yang ditampilkan berdasarkan
konsep produknya.
2.
Iklan
ditujukan kepada khalayak, yaitu iklan dapat menjangkau masyarakat kelompok
besar yang dipersempit menjadi kelompok pasar.
3.
Iklan
mempunyai sponsor yang jelas, yaitu terciptanya iklan atas pemrakarsa
perusahaan yang membiayainya.
4.
Iklan dikenai
biaya penyajian, yaitu dalam penyebaran, penerbitan dan penayangan atas biaya
perusahaan.
Untuk melakukan kegiatan periklanan,
perusahaan mempunyai beberapa media umum yang telah banyak dipakai orang dalam
mempromosikan produknya. Jenis media iklan tersebut meliputi (Persatuan
Perusahaan Periklanan Indonesia, 2007) :
1.
Iklan media cetak: surat kabar, majalah, jurnal, tabloid dan
lain-lain.
2.
Iklan media elektronik: televisi, radio (jingle dan sound) dan
lain-lain.
3.
Iklan media online: internet atau website.
4.
Poster, papan reklame dan media ruang lainnya.
5.
Brosur, booklet, katalog dan lain-lain.
6.
Surat penawaran melalui direct
mail.
7.
Pemberian sponsor dengan penekanan pada tujuan pemasaran
dan periklanan.
8.
Bentuk-bentuk iklan khusus, seperti tas belanja, balon
udara dan lain-lain.
Menurut Kotler
(2002:601-603), tujuan periklanan dapat dikelompokkan menjadi lima macam,
yaitu:
1.
Informative Advertising
Digunakan pada saat
perusahaan memperkenalkan suatu produk baru, dimana tujuannya adalah membangun
permintaan pokok atas kategori produk tersebut. Informative advertising juga menginformasikan pada pasar yang
dituju mengenai penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya
dilakukan pada tahap awal siklus kehidupan produk.
2.
Persuasive Advertising
Digunakan pada tahap
persaingan dimana tujuannya membangun permintaan yang selektif akan merek
produk. Iklan yang bersifat membujuk terutama diarahkan untuk mendorong
pembelian. Iklan ini akan menjadi dominan jika produk tersebut mulai memasuki
tahap pertumbuhan dalam siklus kehidupan produk. Di sini perusahaan dapat
membangun preferensi merek, berusaha agar konsumen beralih ke merek perusahaan,
mempersuasi konsumen agar membeli sekarang juga serta mengubah persepsi
konsumen terhadap atribut produk.
3.
Reminder Advertising
Iklan yang bersifat
mengingatkan ini dilakukan terutama untuk mempertahankan merek poduk di hati
masyarakat, fungsinya untuk mengingatkan konsumen untuk menggunakan produk
tersebut.
4.
Comparison Advertising
Pada jenis iklan ini,
perusahaan berusaha untuk menciptakan superioritas merek dengan cara
membandingkanya dengan merek lain dalam sebuah kelas produk. Dalam hal ini
perusahan harus dapat membuktikan pernyataannya agar tidak dapat diserang balik
oleh merek pesaingnya.
5.
Reinforcement
Advertising
Iklan ini berusaha
meyakinkan konsumen bahwa mereka mengambil pilihan yang tepat. Tujuannya adalah
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian ulang. Iklan ini biasanya bersifat
memberikan edukasi atau pendidikan kepada konsumen maupun pelanggan.
Maksud produsen terhadap tampilan
produk yang dipublikasikan melalui periklanan, antara lain:
a.
Memperkenalkan
identitas produk yang diinformasikan dan menjelaskan perbedaan produk dengan
yang lain.
b.
Mengkomunikasikan
konsep produk, yaitu manfaat dan kelebihannya dari segi fungsional, psikologis
atau nilai pasar sasaran.
c.
Mengarahkan
pemakaian produk baik yang lama atau yang baru kepada pasar sasaran.
d.
Memberitahukan
tempat penjualan atau pembelian untuk merangsang distribusi yang lebih luas.
e.
Meningkatkan
penjualan yang berarti pula produk meningkat.
f.
Membangun
citra produk dan menjaga kemampuan posisi produk dalam pandangan pasar sasaran.
g.
Menghadapi dan
mangatasi masalah saingan antar produk.
Tujuan iklan menurut
Rhenald Kasali (1995, 159) biasanya dibangun atas empat
komponen, yaitu: 1) Aspek perilaku, merupakan tindakan-tindakan yang diharapkan
pada calon pembeli, 2) Sikap yang diharapkan, yang menyangkut sikap atau
keistimewaan produk, 3) Kesadaran, dalam mengembangkan produk-produk baru di
pasaran merebut calon pembeli, 4) Positioning, sasaran konsumen.
Beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
periklanan dapat ditinjau dari media, proses, gaya komunikasi dan reaksi
konsumen, yaitu:
1.
Media informasi: Iklan merupakan suatu media informasi
produk yang disampaikan kepada konsumen.
2.
Proses iklan: Penyampaian informasi produk yang diprakarsai
produsen untuk disampaikan melalui iklan ditujukan kepada konsumen sebagai
penerima pesan.
3.
Komunikasi persuasif: Gaya bujuk rayunya (persuasi) yang
diterapkan pada iklan mengakibatkan konsumen terbius masuk lingkaran konotasi
positif terhadap produk yang diinformasikan.
4. Reaksi Konsumen:
Informasi yang jelas melalui iklan akan membuahkan reaksi atau tindakan hingga
kesadaran untuk mengkonsumsi produk yang diinformasikan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Iklan
merupakan salah satu media komunikasi pemasaran yang kerap digunakan dalam
aktivitas ekonomi dalam upaya mengenalkan produk kepada konsumen. Situasi pasar yang
kompetitif menjadikan tidak ada suatu bisnis yang mampu bertahan lama tanpa
didukung oleh bauran komunikasi pemasaran
semisal iklan yang efektif dan efisien. Iklan sebagai
salah satu sarana pemasaran produk barang atau jasa harus mampu tampil menarik
dan persuasif. Dan PT. Unilever telah menggunakan sarana iklan ini dengan baik
untuk memasarkan produknya sehinga produk mereka dapat diterimah oleh konsumen
dengan baik.
3.2 Saran
Salah
satu hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan ialah tidak hanya mengutamakan
peningkatan penjualan produk tetapi perusahaan mesti untuk membangun kesadaran
dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan kesehatan
lingkungan dan kesehatan diri konsumen serta masyarakat secara umum.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Armstrong, Gery dan
Philip Kotler, 2001, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid
1, Edisi
bang ijin kopas
BalasHapusijin kopas yo mbah
BalasHapusHai, apakah Anda mencari pemberi pinjaman yang legal dan andal? Apakah Anda memerlukan pinjaman? Apakah Anda memerlukan bantuan keuangan yang mendesak? Apakah Anda memerlukan pinjaman mendesak untuk melunasi hutang Anda atau apakah Anda memerlukan pinjaman modal untuk meningkatkan bisnis Anda? Kami menawarkan semua jenis pinjaman kepada individu dan perusahaan dengan tingkat bunga 2% dengan ketentuan yang jelas dan mudah dipahami. Kami akan mengirimkan jumlah berapapun ke lokasi mana pun, jika Anda tertarik dengan pinjaman dari perusahaan kami, silakan hubungi kami untuk informasi lebih lanjut
BalasHapus(E-MAIL) globalfinanceloancompany1@gmail.com
terima kasih